bangku
Tuanku, saat surat ini hamba tulis, hamba tidak tahu apakah hamba dalam keadaan sadar ataukah tertidur seperti beberapa waktu yang lalu. Tentulah tuanku tahu akan sebab-sebab hal itu. Bukankah bangku yang hamba duduki ini cukup nyaman untuk raga tua ini. Oleh karena itu hamba berharap tuanku berkenan memberi sejumput maaf. Tuanku, sebagaimana asal mualanya, bangku ini diciptakan dengan amat sangat nyaman. Suatu kenyamanan yang mungkn hanya bisa ditandingi oleh syurgamu tuanku. Empuknya melebihi dada gadis-gadis muda yang sering kelayapan di malam hari melalaikan tugasnya untuk mengerjakan pekerjaan rumah yang ditugaskan oleh guru mereka pada siang harinya. Kenyamanan yang diberikan oleh bangku ini tuanku, mampu menghisap sang waktu, sehingga hamba merasa hanya beberapa jam saja tidur di bangku ini. Namun menurut laporan orang-orag yang menjadi bawahan langsung hamba, ternyata hamba sudah tertidur di kuris ini selama dua kali sekian tahun, suatu masa yang menurut tata aturan, seharusny...