Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2010

Anak-anak yang jadi wakil rakyat

Ini adalah kisah suatu negeri yang aneh, sebab negeri ini kaya raya tapi juga miskin. Penduduknya banyak sebab mereka sangat produktif dalam menciptakan anak, baik anak sah, semi sah maupun anak tidak sah. Baik anak dengan satu ayah, dua ayah, banyak ayah maupun anak yang tidak punya ayah sama sekali tapi punya ibu. Karena tingkat kelahiran yang sangat tinggi, maka sekolah-sekolah banyak yang tidak muat, akhirnya pemerintah berinisiatif untuk mendirikan sekolah-sekolah baru dengan merekrut guru-guru baru. Proyek ini ternyata juga efektif untuk mengurangi tingkat pengangguran yang cukup tinggi semenjak beberapa tahun belakangan. Pada suatu ketika, terjadilah bencana yang luar biasa dahsyatnya. Saat para wakil rakyat mengadakan sidang umum, mereka diinapkan di hotel-hotel bintang lima yang sangat nyaman sekali. Di sana disediakan makanan yang enak-enak, tontonan yang menarik, juga kamar tidur yang representatif sebab dilengkapi dengan pendingin udara, kamar mandi dalam dan selimut
Rosa que al prado, encarnada te ostentas presuntuosa de grana y carmin banada: campa lozana y gustosa: pero no, que siendo hermosa tambien seras desdichada Mawar merah yang tumbuh di padang rumput, kau sombongkan diri dengan berani bermandi warna merah padam dan merah tua: suatu peragaan yang elok dan wangi. tapi, astaga: karena kau cantik, tak lama lagi kau akan tidak bahagia. Juana Ines de la Cruz (1651-1695) penyair lirik Meksiko dikutip dari The Name of the Rose karya Umberto Eco

Atheis

Prolog Tulisan Wienta Diarsvitri (Kompas, 25 juli 2010) dalam rangka mengenang Achdiat Karta Mihardja mengingatkan pada sebuah koleksi pribadi yang belum sempat terbaca. Atheis, sebuah novel karya Achdiat yang dianggap sebgai karya sastra besar nan orisinil dari sisi cerita itu, telah berbulan-bulan tersimpan dalam bentuk pdf. tanpa tersentuh sama sekali. Setelah membaca ulasan Wienta, timbul hasrat besar untuk menelusuri roman sejarah karya angkatan ’45 ini. Atheis dalam cerita Kalau tidak salah, om GM pernah menulis sebuah “pembelaan” bagi kaum atheis. Atheis bukanlah sebuah pengingkaran terhadap keberadaan tuhan, namun merupakan keengganan (baca: ketidakberanian) seorang hamba untuk membahasakan dzat yang tak mungkin tergapai oleh bersitan benak manusia ke dalam bahasa. Keengganan ini selanjutnya membuat penganut paham ini menghindari bahasa “tuhan” . Menurut mereka, membahasakan tuhan merupakan suatu tindakan penghinaan atas tuhan itu sendiri. Sebab bagaimana mungkin yang tak terg

Meredam daya kritis seni jalanan

Pameran Wall Street Arts yang digelar pada 10 Juli hingga 2 Agustus 2010 di galeri Salihara Pasar Minggu Jakarta bisa kita baca sebagai upaya meredam binalitas seni jalanan dengan jalan mengandangkannya ke dalam museum dan galeri-galeri seni, hal mana terjadi dalam sejarah politik Indonesia dengan jalan stabilitas kampus yang mengandangkan mahasiswa dari protes jalanan. Seni jalanan yang awalnya merupakan sebuah langkah pemberontakan atas seni rupa arus utama yang mapan dalam galeri-galeri seni, kini justru masuk ke dalam the establish itu sendiri. Pertentangan terkait hal ini kalau kita ulur ke belakang akan menemukan referensinya ketika terjadi peralihan dari modern menuju postmodern. Usut punya usut, akarnya adalah masalah bagiamana sesungguhnya seni harus berhubungan dengan realitas sosial yang ada di sekelilingnya. Adorno menganjurkan untuk meneruskan proyek modernitas dengan memisahkan seni dari realitas sosialnya. Seni dalam pandangannya adalah pure seni yang berada dalam mena

Studi “banding-banding”

Pagi ini adalah pagi yang tak pernah terlupakan sepanjang hidup dan mati bagi Dr wagiyo, SH, SE, S.Pd, M.A, M.Buz, Ph.D. Bagaimana tidak, setelah berjuang setengah mati hingga mati-matian menggeluti buku-buku dalam dunia akdemik, tibalah saatnya untuk mereguk puncak pendakian seorang akademisi, yaitu guru besar. Sebentar lagi hanya dalam hitungan jam, ia akan mendapat embel-embel baru di depan namanya yang sudah penuh dengan embel-embel itu. Orang-orang tidak akan memanggilnya “dok” lagi, sebab mereka sudah harus mulai membiasakan lidahnya dengan fasih melafalkan kata “prof”. Selama ini, ia merasa berada dalam situsi yang serba salah bagai memakan buah simalakama. Sebab dengan dipanggil “dok”, ada dua kemungkinan yang masuk dalam perhitungannya, yaitu dog bermakna anjing, yang artinya orang tersebut menghina dengan memaki-maki dirinya sebagai anjing yang suka menjilat-jilatkan lidah itu meskipun ia sendiri suka menjilat-jilatkan lidah bila berada pada dua posisi. Posisi pertama adala

Menggugat Kepastian

Kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian menjadikan perjalanan menempuh kehidupan menjadi sangat menantang. Banyak usaha dilakukan manusia untuk menghindari bahkan meminimalisasi ketidakpastian dengan formula-formula yang sangat rumit dan detail. Dalam ranah investasi, orang akan menghitung besaran ketidakpastian dengan menggunakan beta, standar deviasi maupun koefisien varian. Semua ditujukan untuk menghindarkan proyek atau kegiatan yang akan dilakukan dari bias yang ditimbulkan oleh ketidakastian yang muncul dalam perjalanan sehingga goal yang cita-citakan dapat diraih dengan sedikit penyimpangan. Hal yang senada terjadi dengan ketidaksempurnaan yang abadi dalam kehidupan dunia dan penghuninya. Ketidaksempurnaan memacu manusia untuk selalu bergerak menggapai sesuatu yang lebih perfect dari capaian kini. Sehingga, keberadaan ketidaksempurnaan justru menjadi faktor utama bagi terciptanya kehidupan yang dinamis. Hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok harus lebih baik dar

Dhoroba Zaidun ‘Amron*

Namaku Hindun, cita-citaku hanya satu, meyelamatkan ‘Amr yang selalu dipukul oleh Zaid dalam setiap kesempatan. Bayangkan, semenjak Ibnu Malik dan teman-temannya menciptakan karya monumental yang seribu bait lebih itu hingga sekarang, ‘Amr selalu saja dipukuli oleh Zaid tanpa bisa melawan. Ya bagaimana mau melawan, lha wong pengarangnya memang sudah menyiapkan peran seperti itu bagi ‘Amr. Padahal kamu tau kan, ‘Amr itu baik banget dech sama aku. Kemarin saja dia sempat-sempatin mampir ke rumah hanya untuk mengantarkan buku Al-fiyahku yang tertinggal di kelas. Namaku Hindun, malam ini aku tak bisa tidur. Aku sibuk membuat rencana untuk menyelamatkan ‘Amr. Tapi itu sangat berat, bukankah aku jarang disebut oleh Ibnu Malik dan kawan-kawan. Padahal, kalau tidak disebut, bagaimana mungkin aku bisa menolong ‘Amr. Mereka egois, bias jender, mentang-mentang aku perempuan, aku tidak bisa muncul dalam porsi yang sama banyak dengan laki-laki. Huh, memangnya laki-laki lahir dari mana kalau tidak d

Sidang Para Pujangga

Pemirsa di manapun anda berada, saat ini saya sedang berada di ruang sidang para pujangga, dimana pujangga-pujangga seluruh pelosok kerajaan ini duduk di kursi pesakitan untuk mendengarkan dakwaaan yang akan dibacakan sebentar lagi oleh jaksa penuntut khusus. Hakim ketua sidang ini konon adalah seorang ayah yang anaknya adalah korban dari polah tingkah para pujangga itu. Nah pemirsa, di layar kaca anda saat ini adalah para pujangga yang dituduh telah menimbulkan keresahan masyarakat akibat karya-karyanya dinilai terlalu panjang untuk dinikmati. Pemirsa, ini adalah sesepuh pulau buru, yaitu Pramoedya Ananta Toer, di sebelahnya adalah si ikal Andrea Hirata, kemudian wong ngapak Ahmad Thohari, di sebelahnya lagi sang pencipta pendekar Asmaraman S Kho Ping Hoo, kemudian Bastian Tito, Mario Puzo, Dan Brown, JK Rowling dan sebagainya. Pemirsa, menurut sumber yang dapat dipercaya di kejaksaan khusus, para pengarang seperti Pujangga Binal sengaja tidak dipanggil, sebab karya-karyanya masih bis

Jum’atan

Halo jeng, gi dimana? Oo dah dirumah to? Aku tadi liat kamu lo jeng, iya pas di mall tadi. Iya jeng, tadinya sih cuma jalan-jalan aja,refresing jeng, di rumah terus rasanya mau muntah. Lha iya, kemana-mana cuma lihat muka Joy, dia kan lagi liburan, eneg lho jeng, nyebelin. Ya gimana ya jeng, pengennya sih gak gitu, tapi lama-lama ngelunjak juga tuh anak lho jeng. Coba deh, sudah lima minggu ini dia gak mau jum’atan lho jeng. Gimana coba kalo ada wartawan yang nulis berita kalo anak kepala desa yang nyambi jadi mubaligh itu gak mau jum’atan, mau ditaruh dimana mukaku jeng, nggak deh, tapi jangan cerita-cerita sama temen-temen lho jeng, ya… Sebenarnya kalo dipikir-pikir aku gak bisa nyalahin anakku sih jeng, ya iya, banyak lo jeng yang terlibat. Jadi gini lho jeng, waktu itu kan Joy jum’atan, itu di masjid yang biasa, yang deket pasar tempel itu lho jeng, tau kan? Nah, khotibnya tu jeng, kata Joy nyebelin buanget, masa khotbah masih pake baca buku gitu jeng, harusnya kan ngarang sendiri,

Calon Lurah

Kawan, kini aku bukan lagi calon lurah karena tadi malam KPU mengumumkan kemenanganku. Jadi sebenarnya aku adalah lurah baru, bukan calon lurah. Tapi mengapa judulnya masih calon lurah? Yah biasa, politik pencitraan kata penasehatku. Pencitraan bagaimana maksud lo? Rakyat akan melihat bapak sebagai tokoh yang low profile, sebab sudah jelas menjadi lurah terpilih tapi masih saja mau mengatakan calon lurah, jawab penasehatku. Ya aku jadi paham, bukankah sejak semula aku memang harus selalu pura-pura untuk meraih suara pendukungku yang bodoh-bodoh itu. Kawan, aku memang harus berterus terang padamu, tapi kau harus janji untuk tidak membongkar rahasiaku ini. Janji, kalau perlu sumpah pocong. Akan ku beritahu padamu hal-hal yang lucu yang tak pernah terpikirkan oleh para pendukung bodoh itu. Akan kuberitahu juga bagaimana aku menyuap pak bupati yang suka wanita itu. Bahwa ternyata aku berbohong tentang wanita yang ia tiduri beberapa hari menjelang coblosan itu, aku sendiri kadang harus lari

Sajak atas nama

Ada yang atas nama tuhan melecehkan tuhan Ada yang atas nama negara merampok negara Ada yang atas nama rakyat menindas rakyat Ada yang atas nama kemanusiaan memangsa manusia Ada yang atas nama keadilan meruntuhkan keadilan Ada yang atas nama persatuan merusak persatuan Ada yang atas nama perdamaian mengusik kedamaian Ada yang atas nama kemerdekaan memasung kemerdekaan Maka atas nama apa saja atau siapa saja Kirimlah laknat kalian… Atau aras nama Ku perangilah mereka dengan kasih sayang… gus mus

Ketika Jakarta merubah si benar menjadi bengal (catatan atas FTV Cinta Sempurna)

Saya lupa siapa saja yang terlibat dalam film ini, entah itu sutradara ataupun penulis naskahnya. Yang jelas pemerannya tokoh-tokohnya adalah Kinaryosih, Mayang Puspajayanti dan yang lainnnya juga saya tidak ingat. Film ini menceritakan sebuah perubahan watak yang terjadi akibat perubahan pola pergaulan dan lingkungannya. Dan satu yang disalahkan adalah Jakarta, ibukota negara ini. Ada apa dengan Jakarta sehingga ia mampu mengubah watak Mayang (Mayang Puspajayanti), - seorang gadis kebumen yang menyelesaikan SMA-nya di Yogyakarta dan melanjutkan kuliah di Jakarta- yang awalnya “benar” menjadi “bengal”. Mayang berubah menjadi pemburu laki-laki yang tak kenal malu. Jakarta Jakarta berawal dari sebuah bandar kecil di muara sungai, namun pada perkembangannya kini menjadi sebuah pusat segala-galanya di Indonesia. Bahkan pada masa pra reformasi, uang yang beredar di ibukota hampir-hampir membuat daerah menjadi kering kerontang. Sebagai sebuah pusat ekonomi, Jakarta masih menjadi harapan bes

Ketika Jakarta merubah si benar menjadi bengal (catatan atas FTV Cinta Sempurna)

Saya lupa siapa saja yang terlibat dalam film ini, entah itu sutradara ataupun penulis naskahnya. Yang jelas pemerannya tokoh-tokohnya adalah Kinaryosih, Mayang Puspajayanti dan yang lainnnya juga saya tidak ingat. Film ini menceritakan sebuah perubahan watak yang terjadi akibat perubahan pola pergaulan dan lingkungannya. Dan satu yang disalahkan adalah Jakarta, ibukota negara ini. Ada apa dengan Jakarta sehingga ia mampu mengubah watak Mayang (Mayang Puspajayanti), - seorang gadis kebumen yang menyelesaikan SMA-nya di Yogyakarta dan melanjutkan kuliah di Jakarta- yang awalnya “benar” menjadi “bengal”. Mayang berubah menjadi pemburu laki-laki yang tak kenal malu. Jakarta Jakarta berawal dari sebuah bandar kecil di muara sungai, namun pada perkembangannya kini menjadi sebuah pusat segala-galanya di Indonesia. Bahkan pada masa pra reformasi, uang yang beredar di ibukota hampir-hampir membuat daerah menjadi kering kerontang. Sebagai sebuah pusat ekonomi, Jakarta masih menjadi harapan bes

Ketika mulut kalahkan perut

Prolog Jujur, untuk masalah makan, kita lebih memperhitungkan selera lidah daripada kebutuhan nutrisi dan kondisi perut. Jujur pula, bahwa masalah makan sebenarnya adalah masalah perut dan bukan mulut ataupun lidah. Andai saja selera mulut ternyata sesuai dengan kebutuhan dan kondisi perut, maka masalahnya tidak akan berlanjut, namun ketika selera mulut ternyata berertentangan dengan kebutuhan perut? Sudah barang tentu kenikmatan sesaat yang diicip oleh lidah akan membawa penderitaan berkepanjangan pada perut dan berlanjut pada terganggunya keseimbangan tubuh secara keseluruhan. Jujur lagi, kondisi yang analog dengan masalah ini nampaknya sedang menggejala dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Skala Prioritas Kondisi ketika mulut mengalahkan perut sebenarnya berangkat dari hilangnya skala prioritas dari yang bersangkutan. Seandainya hal ini hanya bergerak dalam ranah individu tentu kita tidak akan khawatir, tetapi jika yang terjadi adalah hilangnya skala prioritas dari decisio