Postingan

Politik Ketiak

Anak-anakku, kalian harus selalu bernaung di ketiakku selama aku masih mampu. Ingat, bapak kalian ini mendapatkan kehormatan sebagai lurah ini juga tak lepas dari naungan ketiak kakek kalian yang dulu adalah seorang komandan hansip yang tegas dan kereng. Pada waktu itu, kejantanan seseorang diwakili oleh ketegapan tubuh dan ketegasan dalam bersikap dan berkata-kata. Itu semua adalah atribut yang melekat dalam diri pribadi seorang hansip. Oleh sebab itu, setelah pensiun dari jabatan komandan hansip, kakek kalian mencalonkan diri menjadi lurah. Kalian tentu bisa menebak-kan? Para ibu-ibu, gadis-gadis dan remaja putri yang dadanya baru berbuah yang sangat tergila-gila dengan laki-laki seperti kakek kalian, pasti akan memilih mencoblos kakek daripada calon lurah yang lain. Dan memang ada bukti empiris yang mendukung hal itu. Dari laporan sebuah survei lembaga independen, diketahui bahwa tujuh puluh lima persen pemilih kakek adalah kaum hawa. Dari tujuh puluh lima persen itu, lima puluh p

Segala Nikmat

Konon, bapak moyang kami memaknai sebuah perkawinan sebagai sebuah tindakan yang berbau politik dan perjuangan yang layak untuk diperjuangkan dengan pengorbanan nyawa sekalipun. Leluhur kami, Ken Arok, berdaya upaya untuk menikahi Ken Dedes setelah secara sekilas ia melihat sebuah sinar wahyu yang keluar dari balik pakaian bawah Ken Dedes sewaktu ia turun dari kereta. Sinar wahyu tersebut menunjukkan bahwa sang pemilik akan menjadi ibu dari orang-rang besar yang berkuasa di tanah Jawa. Karena itulah Ken Arok tidak ragu untuk mengorbankan nyawanya demi membangun sebuah dinasti penguasa Jawa Dwipa. Leluhur kami selalu berkaca pada kalajengking dimana setiap kali pejantan membuahi sang betina, maka sang jantan akan mati. Itulah mati yang penuh makna, mati dalam membangun sebuah cita-cita besar, mati karena tersengat oleh cinta. Dan tentunya pengorbanan Ken Arok tidak sia-sia, sebab anak turunnya telah berhasil membangun nusantara kedua hingga nusantara ketiga. Ken arok memang dibunuh ole

efek cantik

Aku bosan menjadi cantik. Sebab selalu saja setiap tindakan dan perilakuku menjadi perhatian orang-orang. Bukankah itu sangat mengganggu kebebasanku. Belakangan setiap kali aku keluar rumah, selalu saja ada wartawan yang menguntitku untuk mencari berita yang cenderung dan selalu berkait dengan hal yang remeh-temeh itu. Ya mungkin mobilku mogok, anjingku sakit, dan lain sebagainya, pokoknya yang remeh temeh gitu deh. Kenapa yang remeh temeh itu justru sekarang menjadi faktor penghidupan bagi bayak orang. Kata asistenku, majalah yang memuat berita tentang anjingku yang sakit itu laku keras di pasaran sehingga penerbitnya mendapat pesanan untuk cetak ulang. Bayangkan, majalah bulanan dicetak ulang untuk berita yang sama, aneh bin ajaib kan? Tapi itu faktanya lho. Bahkan di daerah Jawa Timur tenyata seorang agen koran yang menjual majalah tersebut kini bisa naik haji sebab majalah tersebut dibeli dengan harga yang lebih tinggi dari harga biasanya oleh sebuah komunitas yang mengaku sebagi

bangku

Tuanku, saat surat ini hamba tulis, hamba tidak tahu apakah hamba dalam keadaan sadar ataukah tertidur seperti beberapa waktu yang lalu. Tentulah tuanku tahu akan sebab-sebab hal itu. Bukankah bangku yang hamba duduki ini cukup nyaman untuk raga tua ini. Oleh karena itu hamba berharap tuanku berkenan memberi sejumput maaf. Tuanku, sebagaimana asal mualanya, bangku ini diciptakan dengan amat sangat nyaman. Suatu kenyamanan yang mungkn hanya bisa ditandingi oleh syurgamu tuanku. Empuknya melebihi dada gadis-gadis muda yang sering kelayapan di malam hari melalaikan tugasnya untuk mengerjakan pekerjaan rumah yang ditugaskan oleh guru mereka pada siang harinya. Kenyamanan yang diberikan oleh bangku ini tuanku, mampu menghisap sang waktu, sehingga hamba merasa hanya beberapa jam saja tidur di bangku ini. Namun menurut laporan orang-orag yang menjadi bawahan langsung hamba, ternyata hamba sudah tertidur di kuris ini selama dua kali sekian tahun, suatu masa yang menurut tata aturan, seharusny

Jam Dinding yang Berdetak

(menjinakkan Maslow dalam satu malam) Jam dinding yang berdetak merupakan sebuah naskah teater karya Nano Riantiarno yang berkisah seputar kehidupan keluarga ekonomi lemah yang tinggal di lingkungan pemukiman miskin dan para pensiunan. Melibatkan enam karakter dalam dua buah adegan. Keenam tokoh itu antara lain Thomas Pattiwael seorang ayah berumur kira-kira 45 tahun, Marie Pattiwael, istri berumur kira-kira 43 tahun, Benny, Anak Lelakinya, Magda, Anak perempuannya (kakak Benny), Oma, Seorang nenek tetangga mereka dan Polisi. Thomas dan Marie menjalani pernikahannya selama 25 tahun menjelang peristiwa. Dengan mengikuti jalan cerita yang dibangun oleh Nano melalui sebuah kesibukan keluarga miskin di pagi hari, nampak seubuah tema besar untuk menjungkir balikkan teori piramida kebutuhan yang dibangun oleh Maslow. Konon teori ini sebenarnya belum cukup untuk disebut sebagai sebuah teori melainkan hanya setingkat hipotesis sahaja . Anehnya, di Indonesia, piramida Maslow dianggap sebag

Presiden Balkadaba_hr1_Bangsa Kacung

Gambar