Namaku Hindun, cita-citaku hanya satu, meyelamatkan ‘Amr yang selalu dipukul oleh Zaid dalam setiap kesempatan. Bayangkan, semenjak Ibnu Malik dan teman-temannya menciptakan karya monumental yang seribu bait lebih itu hingga sekarang, ‘Amr selalu saja dipukuli oleh Zaid tanpa bisa melawan. Ya bagaimana mau melawan, lha wong pengarangnya memang sudah menyiapkan peran seperti itu bagi ‘Amr. Padahal kamu tau kan, ‘Amr itu baik banget dech sama aku. Kemarin saja dia sempat-sempatin mampir ke rumah hanya untuk mengantarkan buku Al-fiyahku yang tertinggal di kelas. Namaku Hindun, malam ini aku tak bisa tidur. Aku sibuk membuat rencana untuk menyelamatkan ‘Amr. Tapi itu sangat berat, bukankah aku jarang disebut oleh Ibnu Malik dan kawan-kawan. Padahal, kalau tidak disebut, bagaimana mungkin aku bisa menolong ‘Amr. Mereka egois, bias jender, mentang-mentang aku perempuan, aku tidak bisa muncul dalam porsi yang sama banyak dengan laki-laki. Huh, memangnya laki-laki lahir dari mana kalau tidak d
Komentar
Posting Komentar