Ketika mulut kalahkan perut

Prolog
Jujur, untuk masalah makan, kita lebih memperhitungkan selera lidah daripada kebutuhan nutrisi dan kondisi perut. Jujur pula, bahwa masalah makan sebenarnya adalah masalah perut dan bukan mulut ataupun lidah. Andai saja selera mulut ternyata sesuai dengan kebutuhan dan kondisi perut, maka masalahnya tidak akan berlanjut, namun ketika selera mulut ternyata berertentangan dengan kebutuhan perut? Sudah barang tentu kenikmatan sesaat yang diicip oleh lidah akan membawa penderitaan berkepanjangan pada perut dan berlanjut pada terganggunya keseimbangan tubuh secara keseluruhan.
Jujur lagi, kondisi yang analog dengan masalah ini nampaknya sedang menggejala dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita.

Skala Prioritas
Kondisi ketika mulut mengalahkan perut sebenarnya berangkat dari hilangnya skala prioritas dari yang bersangkutan. Seandainya hal ini hanya bergerak dalam ranah individu tentu kita tidak akan khawatir, tetapi jika yang terjadi adalah hilangnya skala prioritas dari decision maker di negeri ini maka ceritanya akan lain. Lebih parah lagi bila itu terjadi dalam ranah yang lebih luas lagi, yaitu ketika prioritas telah hilang dari otak masyarakat kita, bencana perdaban akan segera tiba.
Bila kita perhatikan lebih teliti fenomena di sekitar, kita akan menemukan gejala-gejala yang mengarah pada kesimpulan bahwa masyarakat kita telah kehilangan skala prioritas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Silahkan cek status FB, anda akan menemukan obrolan dan curhatan remeh-temeh menghiasi sebagian besar status pengguna. Kita akan melupakan hal-hal yang lebih serius akibat mabuk dengan masalah remeh-temeh tersebut. Kita juga akan menemukan fakta bahwa program-program televis yang tidak mendidik justru mendapat rating yang tinggi. Masuknya kasus video cabul mirip artis dalam penanganan polri dan bukan polres saya anggap mendukung dugaan ini. Apakah tidak lebih baik jika polri mengurusi masalah rekening beberapa perwira yang diduga merupakan hasil penyalahgunaan wewenang daripada hal-hal remeh seperti video dan gambar cover Tempo?

Epilog
Mengembalikan skala prioritas kita dalam kehidupan berbangsa dan bernegara haruslah berangkat dari hal-hal kecil seperti masalah mulut dan perut. Jika masalah kecil ini masih saja belum bisa kita selesaikan, nampaknya kita juga masih harus kehilangan skala prioritas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Gedung meneng, 4 Juli 2010.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jam Dinding yang Berdetak

Dhoroba Zaidun ‘Amron*

Atheis