caleg


Nak, kalau engkau baca surat ini, mungkin bapak sudah berada di tempat yang cukup jauh. Bukan berarti bapak meninggalkanmu, tapi ini hanya untuk sementara saja. Jangan khawatir, uang jajan dan segala keperluan kamu dan ibumu sudah bapak siapkan. Tadi bapak sudah ke bank untuk transfer uang itu ke rekening ibu.
Nak, kamu harus tahu, bahwa bapak sangat sayang sama kamu, dan juga pasti sayang sama ibu kamu, kalau tidak sayang mana mungkin kamu lahir, bukankah keberadaanmu sudah cukup jadi bukti besarnya kasih sayang bapak kepada ibu kamu. Karena bapak sayang sama kamu dan ibumu, maka bapak untuk sementara pergi. Yah, paling lama satu bulan dan jangan khawatir, bapak tidak akan selingkuh seperti kemarin-kemarin, bapak sudah kapok tidak dinafkahi sama ibumu.
Nak, permasalahannya sangat rumit, tapi baiklah, bapak mau cerita sama kamu, mudah-mudahan kamu bisa mengambil hikmahnya, syukur-syukur kamu dapat memberi solusi kepada bapak. Ceritanya begini
Dua hari yang lalu, pak Agus, ketua DPC Partai Kucing itu datang ke rumah menemui bapak dengan agenda mencalonkan bapak kembali menjadi anggota legislatif dari Partai Kucing untuk periode mendatang. Pak Agus berkata bahwa semuanya akan lancar-lancar saja sebagaimana pemilu yang lalu. Bapak tidak perlu mengeluarkan biaya kampanya dan lain-lain, pokoknya ditanggung beres. Bahkan, untuk pemilu kali ini, bapak akan di tempatkan pada nomor urut satu. Itu semua kata pak Agus karena bapak selama menjadi wakil rakyat sangat mampu menjadikan Partai Kucing sebagai partai yang tumbuh dengan pesat, jadi sebagai bentuk terimakasih, bapak diberi kesempatan untuk mengabdi lagi.
Kamu pasti berpikir bahwa menjadi wakil rakyat itu enak, tapi sumpah demi pocong, bapak tidak bisa menikmatinya sama sekali. Menjadi wakil rakyat bagi bapak merupakan suatu hinaan yang sangat terlau nak. Kamu tahu? Almarhum profesor Yuni, dosen bapak waktu S1 dulu pernah bilang, kalau kamu memiliki IPK di bawah standar, maka jangan pernah mimpi menjadi dosen, karena tidak ada universitas manapun di dunia ini bahkan di akherat nanti yang mau memepekerjakan orang seperti kamu. Jangan pernah pula melamar kerja di perusahaan-perusahaan karena hanya buang-buang waktu dan tenaga, mereka tidak mau memiliki karyawan dengan tingkat intelektual yang rendah. Selain itu jangan pula coba-coba menjadi wirausaha, karena tak peduli berapapun modal yang kamu gunakan, akhirnya pasti amblas juga, baik karena ditipu konsumen, ditipu pemasok, dirampok pejabat yang berlagak preman atau ditipu pacar sendiri. Satu-satunya pekerjaan yang masih mau menerima kamu adalah menjadi politisi alias wakil rakyat. Ini survei yang saya lakukan selama puluhan tahun dengan mewawancarai tak lebih dan tak kurang dari ratusan wakil rakyat. Demikian kata profesor itu dalam suatu kesempartan. Kamu tahukan bapakmu ini lulusan terbaik untuk angkatan waktu itu. Jadi bapak sangat tidak selevel jika disamakan dengan wakil-wakil rakyat yang IPK-nya jauh di bawah rata-rata itu. Tapi garis nasib mengatakan lain, bapak jatuh ke lubang nista ini. Bapak juga tidak tahu karma apa yang sedang bapak jalani sehingga dalam kehidupan kali ini bapak harus menjadi wakil rakyat. Bapak berharap dan berdoa supaya kamu tidak menjadi wakil rakyat di kemudian hari, dan jangan sekali-kali bercita-cita menjadi wakil rakyat, karena bapak tahu dari guru-gurumu di sekolah, prestasimu luar biasa, jauh di atas prestasi bapak dan mungkin juga ibumu.
Nak, selama menjadi wakil rakyat, bapak benar-benar harus berjuang mati-matian menahan siksaan yang menyedihkan. Begitu kami dilantik menjadi wakil rakyat, saat itu juga kami harus memotong telinga kami dan menggantinya dengan telinga palsu. Suer bapak tidak bohong, maka kamu jangan heran kalau bapak dan teman-teman bapak yang wakil rakyat itu tidak pernah bisa mendengar orang lain. Saran dan usulan untuk memperbaiki kinerja tidak pernah kami dengar apalagi kritik yang membangun atau yag merusak, sudah pasti kami tidak akan gubris. Suara rakyat, suara tuhan, suara malaikat, suara pakar ekonomi, suara ahli hukum, suara ulama, dan suara pastur tidak akan pernah kami dengar sama sekali. Kami hanya bisa mendengar suara iblis, suara setan, suara tuyul, suara dedemit, suara uang yang sedang dihitung, suara cek yang ditandatangani dan suara perempuan yang sedang melenguh keenakan.
Selain itu nak, selama menjadi wakil rakyat, setiap malam bapak harus begadang, tidak boleh tidur sama sekali. Macam-macam saja acara yang diadakan supaya kami tidak ngantuk, mulai dari main gaple, main remi, berkuda, sampai main perempuan. Kalau ingat hal ini bapak menjadi merasa sangat berdosa kepada ibumu nak. Bapak pesan kepada kamu supaya kalu nanti beberapa tahun ke depan ada anak yang mengaku sebagai adikmu, kamu jangan marah, tolong jaga dan pelihara dia dengan baik, karena itu mungkin anak bapak yang tak sengaja bapak ciptakan. Nak, setiap malam selalu ada saja kegiatan yang diagendakan supaya kami tidak tidur. Nah itu semua dilakukan dengan tujuan agar kami dapat tidur dengan nyenyak di ruag sidang. Sekarang kamu baru tahu kan, bahwa wakil rakyat itu tidur di ruang sidang bukan karena merasakan dingin dan sejuknya ruang sidang atau lembutnya suara MC, tapi karena memang sangat ngantuk dan capek akibat agenda malam hari.
Nak, karena bapak tidak memiliki kemampuan bela diri, maka bapak juga harus mengikuti pendadaran bela diri untuk wakil rakyat pemula. Jadi, kalau sekarang bapak bisa memukul preman sekali hantam langsung pingsan, kamu jangan heran, sebab wakil rakyat seperti bapak ini memang dibekali kemampuan seperti itu, sehingga bila suatu saat sidang macet, kami bisa menyelesaikannya dengan jalan jantan, jalannya laki-laki. Dan itu biasa kami lakukan. Bahkan dalam pendadaran itu juga dilatih lompat tinggi, tujuannya supaya para wakil rakyat bisa meloncat ke atas meja dengan cepat bila suaranya untuk interupsi tidak didengar ketua sidang. Tapi yang paling terkesan dalam pendadaran tersebut adalah berlatih seperti beo, supaya kami menjadi vokal dan banyak bicara, apalagi didepan wartawan yang membawa kamera.
Nak jadi wakil rakyat itu menderita. Ketika bapak brangkat dari desa menuju kota untuk menghadiri sidang, bapak hanya membawa sebuah tas ukuran sedang yang berisi pakaian. Tapi sampai di sana, tas itu dirampas petugas, dan besoknya ketika pulang, bapak harus membawa tas yang besar sekali. Isinya bermacam-macam, ada pakaian bagus-bagus, parfum impor, sepatu kulit buaya, uang tunai beratus-ratus juta rupiah, sertifikat tanah ini dan itu, bahkan tak jarang tas itu berisi wanita cantik yang tinggi langsing dan berdada membusung. Kamu tahu kan nak, bapak ini tidak biasa kerja berat, jadi bapak selalu saja tidak kuat membawa tas yang begitu besar, atau kalaupun dipaksakan membawa tas itu, sudah dipastikan bapak akan sakit karena kelelahan membawa beban yang maha berat. Dan akhirnya tentu ibumu yang akan marah-marah menuduh ini itu, pulang sidang bawa istri baru dan sebagainya.
Maka dari itu nak, bapak hanya bisa sembunyi untuk beberapa waktu sampai tanggal pengumuman calon legislativ. Bapak tidak ingin terhina lagi untuk kedua kalinya. Kalau nanti pak Agus dating dan menanyakan di mana bapak, kamu bilang saja bahwa bapak sedang ada urusan darurat di luar negeri, atau bilang saja bapak sedang studi banding untuk proyek infrastruktur ke luar kota, atau apa saja yang penting bisa mengalihkan perhatian pak Agus. Dan selama dalam persembunyian ini bapak sudah berencana untuk membunuh pak Agus yang telah menjerumuskan bapak ke lubang hina ini.
Demikian surat ini bapak tulis, dan setelah kamu baca, simpanlah baik-baik dalam benakmu bahwa keluarga kita bukanlah orang-orang bodoh yang setara dengan para wakil rakyat itu. Barang siapa menghina keluarga kita dengan mencalonkan salah satu anggota keluarga kita menjadi wakil rakyat, maka berarti dia menginjak-injak kehormatan keluarga kita, dan orang yang berbuat demikian menurut nenek moyang kita, harus dimusnahkan.

Wassalam


Bapakmu


Jalan Kopi, 4 Agustus 2010

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jam Dinding yang Berdetak

Dhoroba Zaidun ‘Amron*

Atheis