Republik Main-Main

Sudah hampir tiga periode ini aku menjadi presiden di negara ini. Sudah banyak yang aku korbankan kepada rakyat, tapi nampaknya lebih banyak yang dikorbankan rakyat kepadaku, jadi sudah sesuai dengan cita-citaku, menjadi presiden harus untung. Ini masalah investasi man, business is business. Menurut penasehat ekonomiku, bulan-bulan ke depan negara ini akan mengalami masa kemarau panjang, harga bahan pangan, sandang dan papan akan melonjak naik. Hal itu tentu akan mendorong naiknya harga-harga barang lain, sehingga inflasi melambung ke angkasa. Tapi aku sudah menyiapkan beberapa kebijakan strategis yang sudah dikonsultasikan kepada para pakar dari luar negeri yang dikirim oleh sebuah lembaga internasional ke negeri ini beberapa tahun yang silam.

Kebijakan pertama adalah tentang sandang. Tingkat pertumbuhan penduduk masih bisa diimbangi dengan tingkat pertumbuhan industri tekstil, tetapi efisiensi harus digalakkan supaya tidak ada lagi orang yang membuang-buang kain dengan memakai pakaian yang berukuran besar. Sekarang zaman minimalis, maka fashion harus dibuat seminimalis mungkin. Kalau pusar lebih indah untuk tidak ditutupi, mengapa harus buang-buang kain untuk menutupinya. Demikian juga dengan paha, kalau lebih anggun bila ditampakkan, mengapa mengeluarkan anggaran untuk menutupi paha, toh semua orang juga punya paha sendiri-sendiri, terlepas fakta bahwa lebih banyak orang yang suka memperhatikan paha orang lain daripada paha sendiri. Kebijakan ini bila terlaksana maka ada efisiensi dari anggaran untuk sandang sebesar puluhan hingga ratusan triliun. Dana ini bisa digunakan untuk subsidi-subsidi program lain yang dianggap perlu. Untuk mendukung suksesnya program ini, maka para desainer harus diikutsertakan sehingga mereka mau menyumbangkan ide-ide brilian dalam desain pakaian yang minim bahan. Kalau perlu diadakan sayembara dimana desain pakaian yang mengunakan paling sedikit bahan akan menjadi pemenangnya. Tentu saja program ini akan mendapat dukungan dari masyarakat, sebab kemarin aku sempat berbicara empat mata dengan pimpinan dewan terkait masalah ini dan dewan dengan tegas akan mendukung program ini habis-habisan.

Kebijakan kedua adalah masalah pangan. Masyarakat kita adalah masyarakat yang paling banyak menghabiskan stok bahan pangan dunia, untuk itu mereka harus diberi program diet supaya perut mereka terbiasa dengan sedikit makan. Bukankah ada agama yang menganjurkan umatnya untuk melakukan puasa sebulan penuh? Dan itu nampaknya tidak membuat mereka keberatan. Selain menekan tingkat kebutuhan pangan masyarakat yang tinggi tersebut, kebijakan ini harus dikaitkan dengan kebijakan pertama, dimana desain pakaian harus dibuat yang ketat-ketat, supaya tidak ada makanan yang menjadi gumpalan lemak. Tentu masyarakat juga sangat mendukung hal ini, bukankah mereka sangat bersemangat mengikuti kelas-kelas aerobik hanya untuk menghilangkan lemak. Nah, jadi minimal pemerintah telah membantu mereka mengusir lemak dari tubuh mereka dengan program baju ketat.

Kebijakan ketiga adalah terkait dengan papan atau perumahan. Untuk menghemat penggunaan perumahan yang semakin tipis stoknya, maka harus ada efisiensi pengggunaan ruang. Satu rumah yang awalnya hanya dihuni oleh satu keluarga, mulai sekarang harus diubah menjadi dua keluarga atau lebih. Satu kamar tidur yang dulu hanya digunakan oleh satu orang saja, sekarang boleh digunakan oleh beberapa orang, baik itu sejenis kelamin atau tidak sejenis, bukankah hal itu saat ini sudah menjadi trend semenjak beberapa dekade yang lalu. Bahkan menjadi kebanggaan bagi generasi muda kita bila sudah berani sekamar dengan teman sebayanya yang lain jenis. Keberanian bangsa ini memang harus sudah ditanamkan pada generasi muda semenjak dini sehingga mereka tidak lagi hanya berani pada yang sejenis saja.

Beberapa bulan kemudian, program ini benar-benar dilaksanakan. Dan hasilnya sangat efektif. Kebijakan sandang telah membuat negara ini menjadi sarana parade pusar dan pameran paha. Akibatnya para pekerja menjadi bersemangat bekerja, PNS semangat ngantor, petani semangat ke sawah dan para anggota dewan semangat bersidang. Kebijakan pangan membuat negeri ini benar-benar terbebas dari kekurangan makanan dan lebih dahsyat lagi, masyarakat menjadi langsing-langsing seperti artis ibukota karena tubuhnya tidak lagi menyimpan lemak. Lagi-lagi hal ini membuat pekerja menjadi bersemangat berkarya. Sementara kebijakan papan yang ku terapkan membuat pertumbuhan penduduk negeri ini menjadi pesat. Sebab semenjak generasi muda memiliki keberanian yang luar biasa terhadap lawan jenis, maka tingkat kelahiran negeri inipun ikut meningkat dan hal ini positif bagi pengembangan jumlah personel militer masa mendatang.

Namun ibarat gading yang tak retak, kebijakan yang sangat popular ini justru membuatku babak belur. Istriku ternyata malah tidur satu kamar dengan menantuku dengan dalih ikut menyukseskan program efisiensi perumahan. Sementara anakku tidur dengan besanku dengan alasan yang sama dua hari kemudian.

Jalan Kopi, 8 Agustus 2010

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jam Dinding yang Berdetak

Dhoroba Zaidun ‘Amron*

Atheis