Paradigma baru MSDM: wajah baru dari konsep Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu
Konsep ini telah lama mengakar di Indonesia, bahkan sudah dianggap asing oleh orang sendiri. Sebagian orang lain menuduh konsep ini sebagai bentuk kejawen yang sudah tak layak dipegangi oleh kita, bangsa modern. Namun mengikuti kuliah Dr AA Anwar Prabu Mangkunegara, saya teringat kembali konsep ini. Pak Anwar dalam kuliahnya menyampaikan suatu paradigma baru tentang SDM yang menurut saya lebih merupakan kemenangan manusia sebagai makhluk sosial. Bukankah dahulu, pada awal masa industri hingga beberapa puluh tahun belakangan, manusia hanya dianggap sebagai sebuah benda yang tidak ada bedanya dengan barang modal yang lain. Dan sekarang, paradigma itu telah diubah total. Berarti manusia telah menemukan kembali kemanusiaannya. Manusia telah kembali mengabdi pada kemanusiaan, bukan lagi mengabdi pada materi dan kekuasaan. Manusia telah ditempatkan kembali pada subyektifitasnya sebagaimana paradigma baru SDM mengatur tentang pola komunikasi “subyek-subyek”. Bukankah ini pula kemenangan Descartes ? ya.. dan postmodern mulai kehilangan giginya.
Konsep baru SDM tentang integrasi semua potensi kecerdasan manusia (IQ, SQ, EQ, AQ, dan MQ) dalam hemat saya merupakan bentuk baru dari konsep Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu ciptaan nenek moyang kita berabad-abad yang lampau. Konsep ini mengandung tiga unsur yang terkait, yaitu satrio, pinandito dan unsur sinisihan wahyu. Untuk lebih jelasnya, dapat saya jabarkan dalam uraian berikut ini
1. Satrio
Dalam perbendaharaan istilah pewayangan, satrio adalah sosok manusia yang memiliki sifat-sifat ksatria, baik dari segi fisik atupun segi karakter. Aplikasinya dalam dunia nyata, satrio adalah sosok manusia yang memiliki kompetensi dibidangnya dengan didukung kemampuan komunikasi yang memadai sehingga menjadikannya sebagai sosok ideal dan percontohan bagi manusia yang lain. Ini mewakili kebradaan IQ dalam perbendaharaan modern
2. Pinandito
Adalah suatu ungkapan untuk menjelaskan kebijaksanaan seseorang di dunia. Seorang pinandito adalah seorang yang tidak lagi mementingkan diri sendiri. Ia mampu hidup untuk orang lain dan mengabdikan kemampuannya bagi kemanusiaan. Hidupnya dipenuhi oleh cinta kasih, serta menebar cinta kasih tersebut pada semua makhluk tuhan dimuka bumi. Dalam paradigma SDM modern, ini mewakili unsur EQ, MQ, dan AQ
3. Sinisihan wahyu
Konsep ini menjelaskan bahwa diatas semua peristiwa yang terjadi di dunia, ada kekuatan tak nampak yang menggerakkannya. Sehinga semua daya upaya dan usaha harus selalu disandarkan pada pemilik kekuatan dahsyat ini. Dengan kesadaran akan adanya kekuatan ini, manusia bisa selalu memilik pikiran yang positif dan tidak mudah putus asa. Inilah yang kemudian dikenal dengan SQ.
Dari sedikit penjelasan diatas, terlihat bahwa pada dasarnya paradigm modern MSDM hanyalah merupakan siklus sejarah. Dengan kata lain, hal itu hanya merupakan pengulangan sejarah pemikiran akan manusia dan SDM dalam bentuk yang baru. Ini pula yang menyebabkan saya berani berkata bahwa tidak semua yang telah kuno dan jadul layak untuk kita tinggalkan. Wassalam
Valentine’s Day, 2010, diinspirasi oleh kuliah MSDM Dr AA Anwar Prabu Mangkunegara, M.Psi di MM UNILA
informasi tentang itu ada di blog ratu adil
BalasHapussatriapinandhitasinisihanwahyu.blogspot.co.id